Diketahui beberapa unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut.
P: 1s2
Q: 1s2 2s2 2p6 3s2
R: 1s2 2s2 2p3
S: 1s2 2s2 2p6
T: 1s2 2s2 2p4
ikatan kovalen dapat terbentuk antara pasangan…….
A. P dengan R
B. P dengan T
C. R dengan S
D. R dengan T
E. S dengan T
Beberapa unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut.
P: 1s2
Q: 1s2 2s2 2p6 3s2
R: 1s2 2s2 2p3
S: 1s2 2s2 2p6
T: 1s2 2s2 2p4
ikatan kovalen dapat terbentuk antara pasangan adalah R dan T.
Pembahasan
Kestabilan unsur
Pada tahun 1916, ilmuan bernama Lewis dan Langmuir menyatakan bahwa unsur gas mulia sukar untuk bereaksi dengan unsur yang lainnya ataupun dengan unsur sejenisnya, hal ini karena elektron valensinya sudah penuh. Sehingga unsur yang paling stabil adalah unsur gas mulia (golongan VIIIA). Pada konfigurasi elektron gas mulia, elektron valensi gas mulia sudah penuh yaitu delapan (oktet) kecuali He yaitu dua (duplet.). Oleh karena itu selain gas mulia, unsur-unsur yang lain tidak ditemukan dalam keadaan unsur bebas tetapi sebagai senyawa, karena tidak stabil dalam keadaan unsur bebas. Gas mulia termasuk unsur yang tidak reaktif karena merupakan unsur yang stabil, sehingga unsur gas mulia akan sulit untuk berikatan dengan unsur yang lainnya.
₂He = 2
₁₀Ne = 2. 8
₁₈Ar = 2. 8. 8
₃₆Kr = 2. 8. 18. 8
₅₄Xe = 2. 8. 18. 18. 8
₈₆Rn = 2. 8. 18. 32. 18. 8
Aturan duplet berlaku jika unsur yang melepas atau menerima elektron membentuk kestabilan (konfigurasi elektron) seperti unsur gas mulia He (2). Sedangkan aturan oktet berlaku jika unsur yang melepas atau menerima elektron membentuk kestabilan (konfigurasi elektron) seperti unsur gas mulia Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn (8).
IKATAN ION
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron atau serah terima elektron dari satu atom ke atom lain. Ikatan ion dapat terjadi antara logam (melepaskan elektron) dengan non logam (menerima elektron). Atom logam akan melepaskan elektron untuk mencapai kestabilan sehingga membentuk ion positif yang disebut kation, sedangkan atom non logam akan menerima elektron untuk mencapai kestabilan sehingga membentuk ion negatif yang disebut anion. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen).
IKATAN KOVALEN
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karen adanya pemakaian elektron bersama antar dua atom. Pemakaian elektron bersama terjadi pada unsur non logam dengan unsur non logam. Proses pembentukan ikatan kovalen digambarkan dengan rumus lewis dari rumus lewis tersebut kita dapat mengetahui rumus strukturnya dengan cara mengganti sepasang elektron ikatan dengan garis.
Ikatan kovalen tunggal
adalah ikatan kovalen yang hanya melibatkan sepasang elektron untuk digunakan bersama artinya setiap atom hanya saling memberikan satu elektron kemudian digunakan bersama-sama. Karena elektron yang terlibat hanya sepasang maka digambarkan dengan satu garis.
Ikatan kovalen rangkap dua
adalah ikatan kovalen yang melibatkan dua pasang elektron untuk digunakan bersama artinya setiap atom saling memberikan dua elektron yang kemudian digunakan bersama. Karena terdapat dua pasang elektron maka digambarkan dengan dua garis.
Ikatan kovalen rangkap tiga
adalah ikatan kovalen yang melibatkan tiga pasang elektron untuk digunakan bersama artinya setiap atom saling memberikan tiga elektron yang kemudian digunakan bersama. Karena terdapat dua pasang elektron maka digambarkan dengan tiga garis.
Jawab :
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan :
- Ikatan ion dapat terjadi antara unsur logam dan unsur non logam
- Ikatan kovalen dapat terjadi antara unsur non logam dan unsur non logam
P : 1s²
Golongan = 1s² (nomor atom 2) = VIIIA (unsur He) (gas mulia)
Q : 1s² 2s² 2p⁶ 3s²
Golongan = 3s² = IIA = logam
R : 1s² 2s² 2p³
Golongan = 2s² 2p³ = VA = non logam
S : 1s² 2s² 2p⁶
Golongan = 2s² 2p⁶ = VIIIA (gas mulia)
T : 1s² 2s² 2p⁴
Golongan = 2s² 2p⁴ = VIA = non logam
maka, ikatan kovalen dapat terbentuk antara
R dan T
sedangkan ikatan ion terbentuk antara
Q dan R
Q dan T